Monday, February 22, 2010

TRIANGLE LOVE ~story 7~

“Kanna, kapan kamu akan membebaskan temanku.”
Pertanyaan Neo kemaren membuatku pusing. Bukannya Riki nggak apa-apa tanpa aku? Dia… masih bisa tertawa dengan yang lain. Sama Emi juga. Ah, aku cemburu, ya?
“Mia, aku boleh jujur nggak?”
“Hm? Apaan?”
“Aku… sebenarnya ingin bareng Riki lagi…” malu deh ngomongnya.
Mia menghela nafas dan menjawab, “Gitu, dong. Kanna harus jujur sama perasaan sendiri.”
“Ng…” aku hanya tersenyum.
Tapi aku harus bagaimana? Kalau aku dekat dengan Riki, tatapan itu akan tertuju lagi kepadaku. Aku takut…
“Kanna!” Neo memanggilku.
“Ada apa?”
“Bisa ke belakang gedung sekolah sebentar?”
“Memang ada apa?”
“Sudahlah… Cepetan ke sana.” Neo seperti memaksaku saja.
Aku terus melangkah ke belakang gedung, tapi…
“Heh, kamu” tiba-tiba teman-teman Emi ada di depanku.
“A-ada apa?” aku kaget. Padahal sudah lama mereka tidak menggangguku.
“Kamu sebenarnya pakai apa, sih?”
“Eh? Maksud kalian?” aku bingung.
“Emi ditolak Riki. Dan itu gara-gara kamu!”
“A-aku?”
Ga-gawat. Lagi-lagi seperti ini. Di depan orang banyak ini. Kenapa semua orang melihatku dengan mata seperti itu? Kenapa? Aku harus bagaimana kalau begini terus?
“Jawab, dong!” dia mendorongku hingga jatuh.
“…A-aku nggak tau apa-apa…” ucapku lirih.
“Hah? Apa? Nggak dengar, nih!” mereka membentakku.
Aku nggak bisa apa-apa lagi. Kenapa selalu begini. Kenapa nggak ada yang membantuku. Riki…
“Kalian ngapain?” tiba-tiba
“Riki!” semua kaget.
“Kenapa?”
“Eh, ka-kami hanya memberinya pelajaran! Itu saja” jawab mereka gugup.
Riki hanya terdiam. Dia berjalan ke arahku. Aku berdiri. Tapi nggak ada yang bisa aku ucapkan. Aku nggak bisa membela diriku sendiri.
“Kanna nggak salah, kok. Aku… memang suka dia”
“Eh?!” semuanya terkejut. Semua orang seperti tidak ada yang percaya.
“Kenapa? Aku memang suka Kanna. Aku hanya ingin bersama dia. Aku nggak bisa dengan orang lain.” Riki mulai menatapku. Mukanya merah. Begitu serius.
Aku bingung harus menjawab apa. Aku ingin bersama Riki lagi. Tapi…
“…Kalian semua, kumohon mengerti perasaanku. Biarkan aku dengannya. Jangan buat aku dengan Kanna menjadi jauh…”
“…Riki…” aku kaget. Riki… ternyata dia benar-benar menyukaiku. Tapi… aku malah tidak mempercayainya.
“Kalian…”
“Emi!” Emi tiba-tiba muncul dari belakang.
“Aku… yang salah.” ucap Emi seperti ingin minta maaf.
“Maaf, ya… Aku sama sekali tidak memikirkan perasaan Riki. Kanna…” dia menatap ke arahku.
“I-iya?”
“Aku benar-benar minta maaf. Aku sekarang tau, Riki memilih Kanna. Karena itu, aku ingin melihat Riki senang.” ucapnya malu.
“Eh?” itu maksudnya…
“Tentu saja dengan Kanna. Yang bisa berada di sisi Riki hanya Kanna seorang.” Emi tersenyum.
“Kalian juga minta maaf, dong.”
“Ah, i-iya.”

Mereka semua minta maaf. Aku lega karena kejadian tadi. Aku bisa bersama Riki lagi. Dan semuanya bisa mengerti. Aku juga bisa percaya, kalau Riki memang suka aku.
“Wah… ada yang lagi bahagia, nih.” Neo dan Mia menghampiri kami.
“Mia…” aku berlari ke arahnya.
“Iya, iya. Tadi kami dengar semuanya, kok.”
“Riki kata-katanya gitu banget. kumohon mengerti perasaanku. Biarkan aku dengannya. Jangan buat aku dengan Kanna jauh.” Neo meledek Riki.
“Ne-Neo…” Riki mulai mengamuk, mukanya bertambah merah.
“Hyaa, maaf maaf.”
“…Tapi… itu semua benar, kok…” Riki menatapku. Dia tersenyum.
Aku kebingungan. Mukaku merah padam. Senyumannya membuatku serasa mau mati.
“Ehm…” mereka berdua tiba-tiba menengahi.
“Kita rayain, yuk!” ajak Mia girang.
“Iya, tuh. Riki yang traktir!” Neo ikut-ikutan.
“Bilang aja kamu pingin ditraktir.” Riki menjitak Neo.
“Haha, ketahuan, deh.” Neo bertindak bodoh.
“Hehe…” aku tertawa.
“Wah, Kanna ngetawain aku!” Neo cemberut.
“Nggak, habisnya…” aku menahan tawaku.
“Eh, Riki mukanya merah tuh lihat Kanna ketawa. Riki mesum, nih!” Neo menggoda Riki.
“Si-siapa yang mesum? Dasar otak udang!” Riki mengejar-ngejar Neo yang berusaha melarikan diri.
“…Untung, ya?” Mia menepuk pundakku.
“Ng” benar-benar beruntung.
Kini aku mengerti. Perasaan ini tidak seharusnya dibuang. Aku akan menanti sampai perasaan ini terbalas. Sampai akhirnya perasaan ini terbalas, aku akan terus berusaha. Terus melihat langit yang luas. Hingga akhirnya bebas terbang.

… TO BE CONTINUED …

No comments:

Post a Comment